Karena Tak Ada Kata Kebetulan Kecuali Semua itu telah Allah Tentukan

Jumat, 24 Mei 2019

Sampai saat ini pun aku masih merindukanmu Bapak

Rasa rinduku kepadamu tak pernah terobati. Meski aku khawatir tanpamu aku akan melupakanmu.
Di tahun yang ketiga ini aku masih merasa bahwa hari ini pun kita masih bersama. Saling adu argumen, saling berdebat, saling canda dan bertanya. Ada kejenuhan, kebosanan dan nada datar seperti biasa, namun yang paling aku tidak sukai, Engkau tak lagi bersama kita lagi, Bapak.
Dan itu kini telah terjadi. Ingin aku berbakti padamu lagi. Hanya dengan bacaan fatihah di setiap shalatku.
Aku merasa begitu dekat aku padamu, meskipun aku tak peduli seberapa dekat Bapak kepadaku.
Sungguh ..

Kamis, 29 Desember 2016

Jangan katakan bapak telah mati

⧫⧫⧫⧫⧫⧫⧫⧫⧫⧫⧫⧫⧫⧫⧫⧫⧫⧫⧫⧫⧫⧫
Meskipun telah tiada
jiwanya masih menyertai kita,
mengalir dalam diri kita dalam aliran
darah kita,Karenanya kita ada, bisa merasakan
manis pahitnya di dunia. Pantaslah berterima kasih
pada bapak, orangtua kita.Doakan agar kesalahannya diampuni
Allah. Kalau lah bapak memiliki kesalahan. Maafkanlah ia atas
kesalahannya, berarti kita tahu arti kebenaran, untuk dikerjakan.
n                                                                                                                                                                 Mengenang 22 Oktober 2016

Rabu, 31 Agustus 2016

Perasaan Tak Fasih


Diriku memang tak pandai mengungkapkan perasaan, juga tak fasih mengucapkan sapaan untukmu. Tapi sejujurnya memang engkaulah orangnya. Namun tahu keterbatasanku, aku minta bantuan kepada seorang kawan untuk menyampaikan, ku sampaikan padanya yang ada dalam hatiku, dengan sangat lugas aku tumpahkan pikiranku, dipahaminya dengan baik. Terima kasih kawan. Meskipun, segala kemungkinan bisa saja terjadi, seandainya kau terima, aku sangat berterima kasih ya Allah, dan seandainya tidak kau terima, aku akan terima keputusan tersebut. Setidaknya telah aku lakukan yang Engkau perintahkan dan tunjukkan.

Meng-Ground-kan Diri

Dulu ketika mengaji tentang bab shalat pasti mempelajari syarat dan rukun. Rukun shalat diantaranya ada tumakninah, yaitu menenangkan sejenak dari gerakan sekedar ucapan Subhanallah. Pada prinsipnya banyak kandungan ajaran Nabi Muhammad yang belum sepenuhnya bisa dipahami, akan tetapi hanya dengan ilham yang Allah berikan, ternyata maksud Tumakninah itu adalah Meng-Ground-kan semua beban dan perasaan yang akan berefek negatif menuju tanah. Seperti halnya arus listrik yang di-Ground-kan ke tanah tidak akan menimbulkan efek yang lebih beresiko dibandingkan dengan yang tidak di-Ground.

Minggu, 31 Januari 2016

Sadar

Subhanallah, diriku sekarang ini sudah tersadar, mulai sore tadi (30/01/2016). Pencarianku akan 'sebuah batu' (yang dibeli dari nusakambangan yang membuatku sedikit kebingungan itu) telah menyadarkanku kembali, dari kesadaran total, mencicipi arti sebuah hakikat (terbuka hijab). Aku tidak memiliki rasa khawatir, takut, capek atau lainnya selama itu (23/01/16 s.d 30/01/16) tetapi aku tetap tau, mata terasa perih, berarti aku harus istirahat, sekedar memejamkan pelupuk mata. Semuanya ini tidak berarti bagiku (seolah-olah seperti itu). Adikku yang dalam kondisi 'lupa diri' pun tak mengganggu ketenanganku, ketenangan itu bisa tergambar jelas dalam memoriku, seraya merenungi ketenangan KH.Munif. Bahkan saya hampir tidak merasa bahwa ini kah diri saya, ataukah mbah yai atau Allah. Memang  semuanya ditunjukkan dari awal (penyebab pokok, yang paling pangkal) hingga akibat paling akhir (besok, masa mendatang), namun masih hanya pada lingkup dalam keluarga saya. Hampir saya tidak menyadari bahwa inilah karena 'wasilah'. Dari wasilah tersebut langsung saya diantarkan pada kesadaran yang dalam (hakikat).
Iya saya tetap bisa beraktifitas normal seperti biasa, bukan kok saya jadi hebat, bisa melihat masa depan siapa pun, itu juga tidak.
Saya bisa menerima tamu, adik yang masih 'sakit' dijenguk rekan kerja, juga mungkin kesadaran saya yang menjawabnya. Mungkin pembicaraan saya ketika itu sangat 'bijaksana'.  Bukan lantas saya terus jadi sombong, tak pernah ada dalam lintasan pikiranku. Aku juga masih bisa mengajar dalam kelas, mungkin disertai sebuah senyum, dan ketenangan mbah yai.
Mungkin Nabi Muhammad ketika akan memperoleh wahyu pertama seperti yang sudah terjadi pada diriku. Dengan proses yang sama. Tentu dengan hasil yang jauh beda, yang Nabi terima jauh lebih tinggi kualitasnya. Aku merasakan jantungku seperti ingin terlepas, yang bisa kulakukan pasrah, kalau lah aku harus mati.
Saya masih lah tetap saya yang dulu. Yang hanya bisa Alif-Ba-Ta. Yang masih mengaji mempelajari 'alif bengkong'.

Kamis, 28 Januari 2016

Emosi yang Terkuras

Alhamdulillah, Sebenarnya sejak saat itu saya mulai bisa mengambil kesimpulan bahwa orang-orang di sekitarku adalah orang-orang sufi 'yang jernih pikirannya'. Tulisan ini aku tujukan untuk pribadi, supaya mengingatkanku kembali tentang cara mengendurkan syaraf-syaraf pikiran yang mengencang dengan disadari maupun tidak. Membutuhkan waktu dan sedikit kesabaran, kesadaran menguraikan simpul-simpulnya, hingga menjadi rileks kembali. Selanjutnya menuntun hati bahwa 'yang terpenting aku selamat' saat ini. Dengan begini apapun energi negatif dari luar diri saya pastilah akan kembali ke asalnya, karena prinsipnya segala sesuatu itu asalnya dari Allah maka akan kembali pada-Nya. Yang ada hanya keselamatan diri saya.
Ini lah sebuah pengalaman yang saya alami yang telah menguras banyak energi, emosi, cucuran air mata, keringat, dan kejernihan pikiran, telah terjadi yang hampir menemukan 'jalan buntu', hanya atas petunjuk, dan wasilah yang tepat serta tekad untuk menghadapinya lah sebagai obatnya. Allahu Akbar.
Jika tidak salah, energi negatif itu bersumber dari diri saya sendiri, semakin hari mengumpul dan akan menemukan titik tolak yang pada akhirnya terjadilah peristiwa yang saya sebutkan sebelumnya. Bahkan tensi 190/120 merupakan hal aneh apabila aku masih bisa beraktifitas (16/01/16), meskipun terasa lemah, seminggu kemudian chek lagi jadi 185/112 masih terasa lemah agak pusing, lalu seminggu kurang 2 hari saya chek lagi hasilnya 153/97 terasa lebih baik.

Ada cerita; Sebuah keluarga kedapatan melihat seekor ular di rumahnya, dengan segala usaha mereka mencari ular tersebut untuk dibunuh, sampai tiga hari tiga malam, pun belum ketemu juga. Maka sikapi dengan 'jika sudah tidak ketemu, ya sudah, berarti Allah telah menyelamatkan mu dan menyelamatkannya'.

Kamis, 27 November 2014

Pedas dan Segar



Sebuah kata yang jika kita lakukan bisa membuat hati lega, serasa bangga bisa mengungkapkan perasaan, tentu saja bertujuan baik. atau apalah, yang saya kutip dari wikipedia:

Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan. [1]. jadi memberikan kritikan itu bukan sesuatu yang mudah, namun akan lebih efektif jika orang yang dikritik siap menerimanya. bukan mengapa, menerima kritikan juga bukan perkara mudah, jangan sampai akhir dari niatan awal demi kebaikan malah berbalik arah menjadi adu mulut. memang timingnya harus tepat, tangan saat berada dalam sebuah forum, yang ada orang lain yang mendengarkan tentang kekurangan-kekurangan yang akan dibeber habis, toh tak harus duduk berhadapan, kaku.

Kritikan yang baik adalah yang mampu memberikan efek pemahaman dan perubahan yang nyata, tidak harus seketika namun perlahan tapi pasti. sebuah pengalaman mengatakan pernah mendapat kritikan, pedas namun ini tentang fakta, untunglah dengan saling beradu argumen yang logis, membuat setiap hari dalam seminggu itu seperti berjalan lambat. sehingga tersadar dari kekeliruan tersebut. ingin sesegera mungkin memperlihatkan perubahan semampunya. Perubahan yang tidak semudah kata yang terucap, siap, sanggup, bisa, atau kata sejenis yang terucap tidak sepenuh hati, cuma karena keterpaksaan, saat kalah argumen.

Berbeda dengan orang yang bisanya hanya memuji-muji, tidak mampu mengatakan realita, mungkin saja kawatir akan dijauhi, tapi mungkin juga sembari menjilat.

Akhirnya kini, saat untuk mengambil manfaat dari semua itu, terima kasih kawan, kritikanmu sungguh berarti, itulah yang seharusnya dilakukan.