Karena Tak Ada Kata Kebetulan Kecuali Semua itu telah Allah Tentukan

Minggu, 14 Agustus 2011

belajar dari ikan, anugrah bukan lagi menjadi sebuah keindahan yang patut disyukuri

betapa banyak melimpahnya anugrah yang telah tuhan berikan, namun secara sengaja atau tidak kita tak menyadarinya bahkan melupakannya, karena banyaknya nikmat yang melingkupi di seluruh aspek kehidupan kita inilah yang membuat diri kita tak mampu menyadari, tak mempedulikannya mungkin karena kita terlalu bodoh atau tidak pernah mempergunakan otak untuk berfikir ke hal semacam ini. masih merasa kurang. saya pernah membaca, bila diibaratkan manusia ini ikan, berenang kesana kemari dengan lihainya adalah pemandangan yang biasa, memandangnya sebagai bukan sebuah keistimewaan. dia tak pernah menyadari bahwa ada begitu banyak kenikmatan di sekelilingnya, hanya ada air, kesana air, kesini air, air tak merubahnya menjadi asin atau tawar, tak membuat kenyang atau menjadi kuat, tetapi ketiadaan air baru membuat betapa berharganya nikmat air tersebut.

saat saat yang penuh keindahan ini menjadi tak begitu terasa indah dan menyenangkan karena kebodohanku menerima kenikmatan yang allah gelontorkan padaku tiap hari, tiap jam, tiap saat, Dia telah memberi yang ku butuhkan sebelum aku meminta padaNya. aku lahir belum bisa meminta minum tapi Dia telah memberiku lewat ibuku, aku tak meminta udara tapi Dia telah menyediakannya, aku tak minta tubuhku untuk digerakkan tapi Dia membekaliku kemampuan menggerakkan anggota badanku, Tuhan buatlah lidahku ini bisa berbicara, aku juga tak pernah mengatakan kalimat tersebut, tapi Dia buat aku bisa bicara.

itu hanya beberapa yang dapat aku tuliskan, masih banyak dan sangat banyak lagi yang lainnya, tapi itu tak ku sadari, malah aku berpaling dariNya dan meminta materi, materi, dan materi. harta dan benda dunia yang mudah datang mudah pergi, ketika materi menghampiriku aku lupa padaNya, ketika materi itu pergi aku meminta dan memaksa agar datang padaku secepatnya. kenikmatan yang aku terima tak terasa sehingga saat hal itu meninggalkanku aku baru menyadarinya betapa sesuatu itu menjadi berharga.

keluarga, mereka kadang membuat senang, kadang membuat jengkel, tapi itulah karena kita bisa merasa jengkel jadi ada yang membuat sebaliknya, itu sebuah anugrah yang sering aku lupakan. sebuah kata keindahan kalau aku mengakuinya. lain lagi kata yang aku pilih, apabila keluarga telah tiada. apa yang aku rasakan adalah berbeda dengan ketika di saat mereka bersamaku