Di Bawah Panggung Pendidikan

Para guru kami telah berpengalaman berpuluh-puluh tahun, mereka sangat berwibawa dihadapan murid2nya, mampu menginspirasi walau telah lama tak bersua, semua yang telah beliau berikan tak pernah luntur dari jiwa murid2, pagi hari beliau berikan pengetahuan dengan kelembutan hati dan kesabaran yang dituang dalam penjelasan, seusai itu malamnya beliau doakan para murid, agar menjadi orang yang sholih dan sholihah.

Kebijaksanaan dan profesionalitas seorang guru yang menilai adalah murid, bukanlah siapa-siapa. Murid yang pintar adalah guru yang pintar, mengapa begitu. Guru yang pintar banyak, tapi kalau yang bisa menjadikan murid pintar tentu pasti itu guru yang pintar. Murid yang tangguh belajar dari sikap guru yang tangguh.
Murid, mereka ibarat anak sendiri, yang patut menerima kasih sayang yang sama yang diberikan pada anak kandung, bangun kejiwaan murid agar di hari depan dia memiliki keyakinan yang teguh, pikiran dan pendirian yang kokoh, karena sejak dibawah asuhan sang guru dibimbing dengan penuh kasih sayang (karakteristik psikis dan psikologis). Bukan menghujani dengan yang membuahkan keraguan, ketakutan, lebih buruk lagi membuahkan dendam tersimpan (blangkon) di memory- semasa duduk di bangku sekolah, itu sekilas tentang mendidik menurut pikirku
Menabur generasi yang bisa mewujudkan harapan, "siapa menanam pasti akan menuai".

Mengajar adalah sesuatu yang mulia, apalagi bila diniatkan ibadah,

diluar itu semua, tak pelak juga membutuhkan sesuatu untuk urusan kebutuhan sehari2
Salam Hormat untuk guru-guruku, Master, Inspirator of My Live

Game yang melecehkan Islam

ternyata ketika browsing di internet, secara tidak sengaja saya menemukan sebuah artikel yang berjudul seperti diatas, entah benar atau tidaknya artikel tsb, saya juga tidak tau. karena saya juga tidak pernah mengikuti perkembangan game, apalagi itu semua cuma buang-buang waktu saja, mungkin bagi anda yang pecandu atau yang pernah memainkan game tersebut lebih tahu tentang kebenaran hal ini.